Titik Balik, Semoga!


Dan Demikianlah kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin.
[QS. Al-An’am:75]

Akhir-akhir ini, kepala saya sedang dipenuhi dengan konsepsi tentang Tuhan, Tuhan, Tuhan dan Tuhan, hanya itu yang ada dalam kepala saya.

Sekitar lima tahun kebelakang, saya berkesimpulan, Tuhan dan Agama hanya konstruksi yang telah dibuat oleh masyarakat untuk mengalihkan ‘kelemahan’ mereka. Segaris dengan apa yang pernah di paparkan oleh V.I. Lenin dalam Collected Works, “Impotensi kelas tertindas melawan eksploitatornya membangkitkan keyakinan kepada Tuhan, jin-jin, keajaiban serta yang sejenisnya, sebagaimana ia dengan tak dapat disangkal membangkitkan kepercayaan atas adanya kehidupan yang lebih baik setelah kematian”.
Berbicara masalah konstruksi pemikiran, saya lahir dan besar dalam lingkungan yang religious, sedari kecil saya selalu ‘didongengkan’ tentang Agama dan Tuhan, Tuhan itu yang menciptakan semesta dan isinya, kita harus berterimakasih dan bersukur melalui ritual-ritual peribadatan. Kontruksi tentang Tuhan itu mengkristal di kepala sehingga membentuk saya menjadi seorang yang religious-setidaknya, menurut ukuran saya- juga. Setelah kuliah, sekitar semester IV, bangunan itu mulai runtuh, tetapi masih meninggalkan bekas. Saya mulai meragukan keberadaan-Nya, saya mulai memupus konstruksi pemikiran tentang Tuhan, meski tanpa argument yang jelas! Ya, jika saya ditannya, kenapa kamu meragukan-Nya? Saya akan menjawab, buktikan keraguan saya salah. Apakah kamu bias membuktikan secara nyata, Tuhan itu ada? Kita harus bergantung kepada-Nya? Ada kehidupan setelah kematian yang akan mempertanggungjawabkan kelakuan kita semasa hidup? Mereka tak mampu menjawabnya secara jelas, hanya jawaban-jawaban yang mengambang dan utopis, yang membuat keraguan saya semakin membesar sehingga menghasilkan kesimpulan, anihilisasi total Tuhan.

Gersang, kata seorang sahabat mengomentari pilihan saya, dia pun tersenyum sinis menimpali ocehan saya tentang gak adanya Tuhan. Miris juga mungkin dia melihat saya dan kehidupan saya yang ‘gersang’, Tuhan itu nyata, ucapnya. Saya hanya tersenyum kemudian menjawab, tunjukan Tuhan, kalau memang dia ada, pinta saya. Dia menjawab simple saja, tunjukkan dulu pertannyaanmu itu, buat aku melihat pertanyaanmu itu, buat pertanyaan tentang Tuhan itu ada, baru aku tunjukkan nyatannya Tuhan. Sampai disini, saya bingung menjawabnya, dan pembicaraan itu terhenti sampai disana.

Entah mengapa, sejak pembicaraan tersebut, saya mulai kepikiran tentang Tuhan lagi. Gundukan konsepsi tentang Tuhan yang dulu sudah runtuh, kini mengganjal. Kini, nihilnya Tuhan menjelma menjadi noktah yang setiap saat semakin membesar. Kok bisa? mboh, saya pun bingung!

Saya tidak bisa menerima dan meyakini sesuatu yang tidak bisa tercerap inderawi, Tuhan contohnya, saya tidak pernah bertemu dengan-Nya, bersalaman, SMS-an dan ngobrol dengan-Nya. Tetapi mengapa saya bisa merasakan, menerima dan menyakini cinta, takut dan berani, padahal itu tidak bisa tercerap inderawi? Salah seorang psikolog, kalau tidak salah Jung, namanya, dia pernah bilang, Tuhan, cinta, dan takut itu bukan sesuatu yang tercerap secara fisik tetapi psikis, meski secara fisisk dia tidak ada tetapi secara psikis dia nyata. Yah, mulai ngawur dan gak jelas omongan saya.

Untuk sementara saya berkesimpulan, saya harus menerima keberadaan Tuhan seperti hangatnya pelukan kasih sayang Ayah dan Ibu saya & senyum manis ‘tulang rusuk’ yang selalau menjadi pelecut semangat menapaki kehidupan, yang kesemuannya BELUM bisa saya deklarasikan secara pisik, tetapi merasuk dalam ranah psikis.

“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan kami) pada waktu yang Telah kami tentukan dan Tuhan Telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: ‘Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar Aku dapat melihat kepada Engkau’.
[QS. Al-A’raf:143]

0 Response to "Titik Balik, Semoga!"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel