Ketika Kedamaian Terkoyak

Mengapa masih ada jerit tangis yang merobek telinga
Mengapa masih ada perang yang seharusnya tinggal cerita
Apakah nurani telah pergi dan putihnya hati tak mampu hapuskan gelap ini, dimana cinta….
Asap-asap menghitam, semakin hitam mengisi jiwa-jiwa yang kelam
Desing dan dentum meriam menjadi alasan untuk ungkap yang tak pernah padam
Kita disini menjadi saksi tentang semua ini
Lelah menahan perih dibatin ini tolong cepat hentikan
Tak bisakah mencoba tuk berdiri bersama dan rasakanlah hangatnya jiwa dalam balutan indahnya cinta
Tak inginkah lihat senyum diwajah mereka
Bukan semua yang menjadi luka disetiap deru nafas mereka
Jangan lagi kau timpakan
Biarkan damai menjadi raja resapi relung hati manusia
Dengar kami yang tak inginkan derita ini menjadi pengantar tidur kami melekat disetiap mimpi-mimpi
(Dimana Cinta, TIPE-X)


Lirik diatas adalah lirik lagu yang dibawakan dan dipopulerkan oleh TIPE-X, group band yang muncul diakhir era 90an beraliran SKA dan cukup digandrungi oleh khalayak hingga kini. Judul tulisan ini aku kutip dari tema blognya Bung Enhal, blog yang cukup lantang menyuarakan kedamaian yang selama ini terkoyak. Tulisan ini mencoba sedikit mengelaborasi tentang kedamaian yang terkoyak atau dikoyak, kedamaian yang menjadi tujuan setiap manusia yang hidup di dunia ini, asa yang dinanti oleh setiap insan. Kedamaian yang diajarkan dan dianjurkan oleh setiap agama, tetapi kini, atas nama agama kedamaian itu dikoyak oleh orang yang mengaku beragama serta memupus asa insan yang menantinnya. "Apakah nurani telah pergi dan putihnya hati tak mampu hapuskan gelap ini, dimana cinta..?" ataukah "asap-asap menghitam, semakin hitam mengisi jiwa-jiwa yang kelam"
Entah apa yang ada dalam benak saudara-saudara kita yang melakukan tindak kekerasan dalam menyikapi Ahmadiyah. Diatas sajadah amarah; seperti itu aku menggambarkan tindakan saudara-saudaraku yang melakukan tindak anarkisme dalam menyikapi Ahmadiyah, tangan kiri dililit tasbih, kepala dibalut sorban tetapi tangan kanan membawa pentungan, bibir mereka dibasahi dengan ayat-ayat kebencian. Seperti itulah Islam mengajarkan? Sebenarnya aku malas membahas mana yang benar dan salah, aku takut jika aku yang merasa benar ternyata aku salah. Setahuku Islam adalah agama yang damai, agama yang mengajarkan kasih sayang, tetapi mengapa Islam bermandikan anarkisme?
Anarkisme bukanlah alternative satu-satunya, apalagi yang terbaik. Islam telah mengajarkan kepada penganutnya kasih sayang, tetapi mengapa masih ada Anarkisme? Entahlah, mungkin mereka punya persfektif sendiri dalam menyikapi Ahmadiyah. Dalam QS. Annahl ayat 125, telah jelas disebutkan, "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk". Dalam ayat tersebut dijelaskan bagaimana cara menyikapi saudara yang tidak sependapat dengan kita yaitu dengan cara yang hiikmah dan pelajaran yang baik, bukan dengan anarkisme.
Sungguh suatu ironi ketika kita mengagung-agungkan ayat Al-Qur'an tetapi disatu sisi kita malah tidak melaksanakan apa yang telah digariskan dalam Al-Qur'an. Perih rasa hati ini melihat Masjid, sekolah dan tempat tinggal milik Jamaah Ahmadiyah dirusak oleh mereka yang masih bersaudara. Sungguh sangat jauh dari apa yang telah diajarkan oleh Allah melalui Muhammad, dahulu semasa kejayaan Islam, jangankan merusak Masjid, sekolah dan rumah tinggal milik sesama muslim, rumah ibadah, sekolah dan rumah tinggal orang non muslim pun dilarang untuk dihancurkan, sekarang malah sebaliknya! Bagaimana jadinya jika Masjid yang merupakan "tempat tinggal Tuhan" dibakar, Sekolah sebagai tempat memanusiakan manusia, mengajarkan keagungan Tuhan harus dirusak dan rumah tinggal yang merupakan surga bagi kita "baiti jannati", runtuh akibat egoisme semata.
Sebenarnya aku tidak benci dengan saudara-saudaraku yang telah melakukan tindak anarkisme teatpi aku juga bukan penganut Ahmadiyah. Aku hanyalah seorang manusia biasa yang mencoba untuk lebih mengetahui dan merasakan keagungan Islam, boleh dikata aku hanya sekedar "menyeruput" luasnya ajaran agama. Mengapa kita harus bertarung dengan sudara kita sendiri, saling sesat menyesatkan, akfir mengkafirkan? Tak adakah pekerjaan atau amalan yang lebih baik untuk masyarakat kita selain kafir mengkafirkan, setidaknya bermanfaat untuk kita sendiri dan keluarga? Sudah lama kita dihipnotis untuk saling menhujat, sesat menyesatkan dan kafir mengkafirkan, kini saatnya kita bangkit membenahi tatanan negeri ini yang sedang karut marut, sadarkah kita sedang diadu? Karena klik terlemah untuk menghancurkan persatuan kita adalah dengan memantik isu SARA. Musuh kita nyata, apa itu? Kemiskinan, ketertindasan dan keterhisapan! Sadarkah kita, telah sekian lama dimiskinkan, ditindas dan dihisap oleh antek-antek kapitalisme dan feodalisme yang dikangkangi oleh Imperialisme? Sekali lagi, musuh kita nyata; imperialisme, kapitalisme dan feodalisme. Kita disibukkan oleh mereka untuk saling kafir mengkafirkan sehingga kita lupa siapa musuh kita yang sebenarnya. Agama itu candu yang membuat kita ketagihan untuk berlawan menghajar Imperialisme, kapitalisme dan feodalisme yang menyebabkan kita termiskinkan, tertindas dan terhisap. Agama itu bukan candu yang membuat kita lupa mana saudara kita dan mana musuh kita!
Rasulullah SAW diturunkan di muka bumi ini untuk menghancurkan Kapitalisme, Feodalisme dan Imperialisme. Beliau rela dikucilkan deni menhancurkan budaya feodalisme yang menjadi-jadi saat itu, Beliau rela dilempari dan diludahi demi menghancurkan kapitalisme, mengapa, karena dalam Islam kapitalisme itu sangat merugikan. Islam melarang kepemilikan individual, zakat adalah contoh nyata Islam anti Kapitalisme. Beliau juga dengan tegar memanggul senjata untuk ikut mengusir kekuatan-kekuatan Imperialis yang ingin menjajah fisik dan pikirannya. Sudah tiba saatnya kita mengesampingkan kepentingan pribadi demi kepentingan Rakyat, bukan zamannya lagi kita saling sesat menyesatkan dan kafir mengkafirkan, kini saatnya kita bergandengan tangan, berjalan beriringan dan mengepalkan tinju untuk menghancurkan Imperialisme, kapitalisme dan feodalisme.
Sekali lagi, agama adalah candu yang membuat kita selalu berlawan dan terus berlawan menghancurkan ketertindasan dan keterhisapan. Al-qur'an berisi setumpuk mesiu perlawanan dan agama adalah senjatanya, Sajadah seharusnya bermandikan darah dan keringat perjuangan untuk membela mereka yang tertindas dan terhisap bukan ternodai oleh darah saudara kita sendiri.

0 Response to "Ketika Kedamaian Terkoyak"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel